Adanya gangguan penyakit pada ternak
dapat membuat peternak menjadi resah. Peternak sangat sadar akan dampak
negatifnya yaitu kerugian dalam berternak. Untuk menghindari resiko tersebut,
peternak harus berupaya menyelamatkan dan menyembuhkannya, yaitu dengan mencari
obat penangkal penyakit.
Obat atau jamu yang sudah sejak lama digunakan peternak tradisional ternyata
masih sangat beragam, baik dengan cara ramuan maupun tunggal. Selain untuk
pengobatan, obat tradisional dapat digunakan untuk tindakan pencegahan
(preventif). Obat digunakan digunakan walaupun kondisi ternak sehat, baik untuk
obat luar maupun untuk obat dalam tubuh.
Hakikat pengobatan tradisional pada dasarnya berlandaskan pada pengalaman
empiris yang praktik pengobatannya sudah berlangsung dalam waktu yang lama.
Bahannya dapat berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau campuran bahan-bahan
tersebut. Dalam istilah farmasi, sediaan bahan dari tersebut disebut simplisia.
Simplisia nabati dapat berasal dari seluruh bagian tanaman atau bagiannya
(akar, kulit batang, daun, bunga, buah, umbi atau biji), maupun eksudat tanaman
(zat nabati yang secara spontan keluar, dikeluarkan atau diekstrak dari
jaringan sel tanaman).
Beberapa
simplisia nabati untuk ternak : kunyit, temulawak, kencur, bawang putih, sirih,
cengkeh, adas, lada, minyak tanah atau gula merah. Simplisia hewani antara lain
kuning telur ayam dan madu. Simplisia mineral atau pelican yang belum atau
sudah diolah secara sederhana misalnya belerang, kapur, dan garam dapur.
Berikut ini macam penyakit dan pengobatannya didapat dalam pemberdayaan
peternak Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika di Tanggamus Lampung.
I. MENINGKATKAN STAMINA/DAYA TAHAN
TUBUH/STRESS
Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan strees kambing penting untuk dijaga
bahkan ditingkatkan. Ternak kambing yang habis dari perjalanan jauh, perubahan
musim dan masih dalam proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan baru kambing
akan mengalami penurunan stamina, daya tahan tubuh dan stress yang tinggi,
sehingga dapat menyebabkan ternak kambing mudah terserang penyakit bahkan
berakibat pada kematian.
Tanda klinis :
Kambing menjadi lesu dan tidak bergairah.
Nafsu makan berkurang bahkan hilang.
Kambing terlihat sering duduk-duduk.
Pencegahan :
Tempatkan kambing pada kandang/lokasi yang teduh.
Hindari kegaduhan atau kegiatan yang membuat ternak kaget.
Berikan pakan sesuai daerah asal (ramban yang sudah layu ± 3 jam).
Pengobatan jamu :
1. Larutkan gula merah ¼ kg dicampur asam jawa secukupnya. Jamu ini diberikan
setelah kambing sampai di kandang atau dari perjalanan jauh (pra droping),
cuaca di sekitar kandang memburuk (terik panas/hujan) dan pada saat satu bulan
pertama droping/adaptasi. Jamu ini diberikan 1 satu minggu satu kali dan dua
hari berturut-turut sesaat setelah droping.
2. Madu ¼ gelas dicampur dengan kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini
dengan cara diminumkan.
II. MENINGKATKAN NAFSU MAKAN
Dengan meningkatnya nafsu makan kambing maka produktifitasnya akan meningkat
dan ternak dapat terjaga stamina, daya tahan tubuh, strees dan penyakit. Untuk
itu, upaya meningkatkan nafsu makan perlu terus dilakukan. Adapun jamu berikut
dapat dipilih untuk meningkatkan nafsu makan.
1. Daun talas 3 lembar dan garam dapur 3 sendok makan direbus selama 15 menit.
Daun yang sudah matang dijadikan untuk tiap ekor kambing.
2. Kencur segar 1 ons, diparut dan dicampur kuning telur ayam 1 butir, Jamu ini
diberikan setiap 3 hari sekali sampai kondisi makan kambing normal.
3. Daun buni, umbi lempuyang gajah dan terasi secukupnya ditumbuk hingga halus,
lalu ditambah sedikit air matang. Ramuan ini diperas dan diambil sarinya dan
airnya diberikan pada kambing.
4. Mentimun 2 buah diparut, lalu dicampur garam dapur, asam jawa, terasi dan
air secukupnya. Ramuan ini siap diberikan pada kambing untuk sekali pemberian.
5. Daun buni 5 lembar, lengkuas sebesar ibu jari, terasi dan garam dapur
secukupnya ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan air secukupnya. Ramuan ini
diperas dan airnya disaring dan diberikan pada 2 ekor kambing.
6. Pucuk daun durian 5 lembar, daun buni 5 lembar, daun dadap serep 5 lembar,
terasi dan garam dapur secukupnya kemudian bahan ini dihaluskan. Tambahkan
sedikit air dan airnya diperas. Air perasan ini diberikan pada 2 ekor kambing.
III. PERUT KEMBUNG
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat proses
fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh
sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan
tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat. Agar ternak
terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu
basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan
hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan
wortel secara berlebihan.
Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang mendapat
hijauan berserat.
Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti
bedug/gendang.
Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak.
Pengobatan jamu :
1. Minyak nabati (minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak sawit) sebanyak
100-200 ml (sekitar ½ – 1 gelas) dengan cara dicekok.
2. Kambing dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lalu perut yang kembung sebelah kiri
dibalur dengan bawang merah hanlus dan sudah dicampur dengan minyak angina.
Bila angina sudah keluar melalui anus, kedua kakidepan diangkat ke atas sambil
sisi perut dijepit dengan kaki kita. Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan
cara mulut kambing disumbat dengan kayu/paralon secara melintang dan usahakan
kambing tetap berdiri. Dengan cara ini semua timbunan gas dalam perut akan
keluar.
3. Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah
diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi
perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.
IV. KUDIS/KURAP/SCABIES
Kudis atau kurap disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis
var.ovis dan Chorioptes ovis. Tungau ini mudah menular ke ternak lain.
Tanda klinis :
Kulit tampak bercak-bercak merah yang membentuk bisul sehingga mengalami
kekakuan, penebalan dan bersisik.
Ternak menggosok-gosokkan bulunya ke dinding kandang karena gatal, bulu rontok.
Ternak kurus, nafsu makan berkurang dan anemia/kekurangan darah.
Produksi susu menurun.
Pencegahan :
Sanitasi kandang dan penyemprotan pada kandang yang tercemar atau pernah
terdapat ternak kudisan.
Ternak sakit dipisahkan dari yang sehat dan hindari kontak langsung dengan
ternak sehat.
Pengobatan :
1. Ternak terlebih dahulu dimandikan dengan disikat dan dengan sabun
antiseptic/deterjen.
2. Permukaan kulit yang sakit digosogkan campuran serbuk belerang, kunyit dan
minyak kelapa yang dipanaskan setiap 2 hari sekali.
3. Kulit yang sakit diolesi dengan oli bekas secara teratur seminggu sekali.
Pengobatan dengan oli bekas dari kendaraan yang sidah menempuh jarak 1.000 km
paling efektif karena pertumbuhan bulu dan perbaikan kulit sangat baik
dibandingkan dengan menggunakan belerang (Balai Penelitian Veteriner/Balitvet).
4. Jeruk purut digiling halus, ditambahkan garam dapur dan minyak kelapa.
Gosokkan pada kulit yang terserang kudis.
5. Lengkuas, daun ketepeng kerbau dan garam dapur dihaluskan dan dioleskan pada
bagian kulit yang terserang kudis.
V. MATA BELEKAN (pink eye)
Kambing yang terserang belekan aktivitasnya akan terganggu ini disebabkan oleh
trauma akibat tertusuk ujung rambut, debu dan duri. Walaupun demikian penyakit
ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, Chlamidia dan Ricketsia.
Tanda klinis :
Mata mengeluarkan air, tertutup dan berkedip-kedip.
Mata membengkak, merah, kemudian keruh dan timbul borok pada selaput bening
hinga mengalami kebutaan.
Pencegahan :
Kebersihan kandang dijaga/sanitasi, pisahkan ternak yang sakit.
Pakan dipotong pendek agar tidak melukai mata.
Memandikan kambing 1 bulan 2 kali pada waktu cuaca cerah.
Pengobatan :
Mata ternak dicuci dengan air hangat. Semprotkan dengan teh dan garam yang
dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dilakukan oleh mulut kita. Sesudah
disemprot berikan obat tetes mata atau salep mata manusia. Pengobatan ini
dilakukan setiap hari hingga sembuh.
VI. DIARE ATAU MENCRET
Mencret terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan
oleh bakteri, makanan rusak, serta lingkungan atau udara dingin.
Tanda Klinis :
Feses atau kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau
kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman.
Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahan :
Hindari hijauan kacang-kacangan atau daun muda secara berlebihan.
Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan jamu :
1. Kambing sakit diberi larutan garam 10 gr dan gula pasir 10 gr dan air matang
2,5 liter.
2. Ternak sakit diberi larutan oralit atau norit sebanyak 3 tablet.
3. Air kelapa muda diminumkan secukupnya.
4. Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur dan diberikan pada
kambing.
5. Ternak lebih banyak diberi hijauan daun jambu biji, daun bambu muda dan daun
buni.
VII. KERACUNAN PAKAN
Tanda-tanda keracunan ialah mulut berbusa, kejang, kebiruan pada selaput lendir
dan terkadang mati mendadak.
Pengobatan :
1. Minyak kelapa 1 gelas diminumkan pada 1 ekor kambing dan beri minum air
kelapa sebanyak-banyaknya.
2. Air kelapa dicampur dengan asam jawa dan garam dapur secukupnya duminumkan
pada ternak yang keracunan.
3. Bila ternak keracunan insektisida, kambing diberi air minum santan kelapa
hangat 1 gelas.
4. Ternak jangan diberi hijauan beracun seperti, daun singkong dan daun dadap
serep.
VIII. KAKI PINCANG
Biasanya kambing pincang karena terperosok/terjepit lantai kandang. Kambing yang
pincang dapat diobati dengan ramuan daun sereh. Seikat daun sereh ditumbuk
sampai lembut, lalu dibalutkan pada kaki. Agar tidak lepas ramuan ini diikat
dengan perban atau potongan kain.
IX. CACINGAN
Cacing yang banyak menimbulkan kerugian pada kambing adalah cacing Haemonchus
contortusi. Cacing ini hidup sebagai parasit di pencernaan kambing menghisap
sari makanan, cairan tubuh dan darah, serta mengeluarkan racun yang
mengakibatkan kambing menjadi lemah dan lesu.
Tanda klinis :
Kambing terlihat kurus, lemah, pucat, bulu berdiri dan kusam.
Kambing diare, nafsu makan berkurang, perut membesar dan produksi susu menurun.
Pengobatan jamu :
1. Buah pinang/jambe tua sebanyak 2 buah yang sudah dijemur hingga kering dan
ditumbuk halus lalu diaduk dengan gula jawa dan dibentuk pellet/butiran.
Pemberian ini diberikan dengan cara dicekokkan.
2. Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lalu dicampur air secukupnya dan
disaring. Air saringannya diminumkan pada ternak yang sakit.
3. Serbuk getah papaya muda dicampur air dengan perbandingan 1 : 5 hingga
terbentuk suspensi. Suspensi getah papaya ini diminumkan atau dicekokkan dengan
menggunakan selang agar langsung masuk ke dalam perut. Pemberian sebanyak 1,2
gr/Kg berat badan.