Menghadapi tantangan di musim kemarau, pemberian pakan alternatif selain rumput sebenarnya bisa saja diupayakan, hanya saja di sini sebaiknya Kita harus berhitung cost & benefitnya terkait pengadaan pakan di luar rumput tersebut.
Sebagai contoh misalnya Kita mengupayakan untuk meningkatkan pemberian pakan tambahan seperti ampas tahu, ampas kedelai, bungkil kelapa maupun campurannya seperti konsentrat untuk menggantikan pakan rumput, apakah biayanya masuk terkait sektor usaha yang sedang Kita jalani?
Pemanfaatan limbah pasar seperti
kulit buah ataupun kulit kacang bisa juga diupayakan seperti yang pernah
dilakukan oleh para peternak pada musim kemarau tahun lalu, walaupun memang dalam
praktiknya juga berebut dengan peternak lainnya. Idealnya memang seorang
peternak memiliki lahan rumput yang tidak diganggu gugat sebagai antisipasi
musim kemarau, namun skala kepemilikan ternak yang dikembangkan sebagai usaha
rakyat di Indonesia tentunya membutuhkan keterlibatan dukungan banyak pihak di
dalamnya.
Dengan jumlah ekor domba yang Bapak
pelihara saat ini sebenarnya tidak terlampau luas terkait lahan yang diperlukan
untuk kemandirian pakan dengan cara menanam rumput. Sebuah informasi menarik
yang belum lama ini Saya peroleh dari web Badan Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Tengah, KLIK. http://kalteng.litbang.deptan.go.id/, produksi
rumput King Grass pada umur penanaman 2 bulan adalah 16 kg/m2, artinya dengan
siklus panen rumput King Grass yang dapat dilakukan per 45 hari dan kebutuhan
pakan ternak Bapak misalnya 150 Kg rumput per hari (15 ekor domba x 10 Kg
rumput per hari) maka dalam 1 hari diperlukan luas lahan rumput King Grass yang
dipanen yaitu 9m2 (150 Kg : 16 Kg), kemudian agar panen dapat berlangsung
setiap hari maka luasan lahan yang dibutuhkan adalah 405m2 (9m2 x 45 hari).
Jenis tanaman legum seperti Cebreng, Lamtoro ataupun Kaliandra juga tidak ada
salahnya ditanam sebagai pagar hidup di lahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar